"ya udahlah ya"

Jumat, 03 Februari 2012

| | |
sering gak, denger temen atau orang ngomong "ya udahlah ya"
pendapat pribadi sih, cukup sering.

mungkin kalimat ini terdengar biasa aja. Tapi setelah dipikir-pikir, "ya udahlah ya" ini bisa berarti kesabaran-ikhlas atau........kepasrahan menerima begitu saja dan mengabaikan alternatif perubahan.
hm....

kasus 1:
si A baru aja kena musibah, kamar kosnya kemasukan pencuri. Laptop, hp, sama dompetnya hilang.
Usaha pertama, tanya ke orang kos (failed: penjaga kos tak tahu menahu)
Usaha kedua, ngecekin kamar kos lain (failed:gak ketemu)
A: "udah gini gak ketemu juga, ya udahlah ya, mungkin bukan rezeki"

ini namanya ya udahlah ya keikhlasan

kasus 2:
B: "Eh, bapaknya kayaknya salah nulis rumus ya? ini dibuku harusnya plus kan?"
C: "Emang iya?"
B: "Duh, mau ngasi tahu tapi bapaknya ngajarnya gak bisa dipotong"
C: "Ya udahlah ya, yang penting kita tahu."

ini namanya ya udahlah ya terima aja

mungkin ini cuma contoh simpel, tapi coba aja bayangin,
dari sekadar kebiasaan ngomong "ya udahlah ya" dengan mudahnya; berlanjut ke kebiasaan menggampangkan masalah; lama-kelamaan jadi tidak peduli sama masalah; dan yang paling parah, bahkan tidak sadar bahwa itu masalah.

kaya kasus 2, si B ujung-ujungnya gak nanya, padahal belum tentu si dosen yang salah dan buku yang benar. Akhirnya, si B berpatok mutlak pada buku. Sampai akhirnya ujian, jawabannya salah. Protes, baru tahu kalo dosen yang bener. Nyesek kan.

nah loh, kita ujung-ujungnya jadi generasi terima aja.
dibawa kesana kemari sama pemimpin ngah-ngoh aja. Dibilang ini yang baik, nurut; dibilang ini gak boleh, nurut. Dieksploitasi gak sadar.
Karena kita udah gak lagi mempertanyakan mengapa dan kebiasaan mengakhiri usaha dengan "ya udahlah ya"

hm.....daripada kejadian,
ati-ati ngomong "ya udahlah ya" kalo belum usaha :D

1 komentar:

Anonim mengatakan...

good, psikologi banget...:D

Posting Komentar