An adult

Selasa, 20 September 2011

| | |
Hari ini, aku beli buku di stasiun UI. Nah, aku istirahat di deket dua anak kecil, umur SD kali ya.

"Eh, ini diary aku. Diary kamu mana?"
"Ini. Udah aku bawa juga. Jadi nih tukeran?"
"Jadi. Ini"

Jadi lucu sendiri lihat kayak gitu. Jaman kapan.....
Dulu aku masih SD deh.
Dipikir sekarang, ngapain juga tukeran diary. Kayak gak ada kerjaan sampe kita perlu baca cerita harian dan curhatan temen kita. Ngapain juga, nulis diary tiap hari buat dilihatin ke temen kita.

Tapi, aku lihat lagi dua anak itu. Ketawa cekikikan, dan lagi, setelah membalik berapa halaman kemudian.

Mereka senang dengan kegiatan itu.
Sesederhana itu, kesenangan.

Aku jadi mikir, sepertinya,
Pendapat semakin tua semakin banyak masalah itu....BENAR.
Tapi, lebih karena cara berpikir orang itu sendiri.

Semakin besar, semakin tahu banyak hal, semakin banyak yang kita pikirkan
Semakin besar, semakin banyak kegiatan, semakin membuat kita perhitungan
Semakin besar, semakin sulit pelajaran, membuat kita lebih serius menyikapi keadaan
Semakin besar, pikiran kita lebih terkotak, lebih sempit memandang suatu masalah
Semua jadi masuk pikiran dan diperhitungkan
Keuntungan dan kerugiannya

Setidaknya, apa yang kulihat dan kuperhatikan pada beberapa orang.

Ada hal-hal pengatur keseimbangan yang dilupakan. Sesuatu yang mutlak harus ada.
Yang tak harus dipikir secara rumit, menyederhanakan segala masalah, dan membuka sudut pandang lain.

Pasti pernah tau kuis, "Gimana cara masukin jerapah ke kulkas?'
Orang dewasa akan pusing, "Itu tak mungkin."
Anak TK bisa jawab mudah "Buka kulkas, masukin jerapah, tutup lagi."
dan jawaban anak TK itu benar.

Orang dewasa menutup sendiri kemungkinan itu. Banyak pertimbangan, tapi akhirnya? TAK MUNGKIN.

Ada hal yang harus dipertahankan dari jadi anak kecil ini; kesederhanaan dan keterbukaan.
Kalau punya ini, tak peduli jadi pekerja, ibu rumah tangga, pengusaha, atau lainnya, kita pasti bisa jadi lebih sukses dari sebelumnya.

0 komentar:

Posting Komentar